Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul "Personality for Parents: Tipe Kepribadian Anak Anda..!". Kali ini adalah penjabaran dari 4 tipe kepribadian pada anak. Berikut penjelasan lengkapnya.SANGUINIS POPULER :
(YANG EKSTROVERT, YANG TUKANG BICARA, YANG OPTIMIS)
Kebutuhan Emosional :
Kebutuhan Emosional :
Perhatian, Dukungan, Kasih Sayang, Penerimaan, Kehadiran Orang-orang serta Kegiatan.
Yang Dihindari :
Tugas-tugas yang Membosankan, Rutinitas, Kritik, Detil, Sasaran yang Tinggi-tinggi.
KEKUATAN | KELEMAHAN |
MASA BAYI | |
Bermata Besar dan Cemerlang | Menjerit-jerit Minta Perhatian |
Ingin Tahu | Tahu Bahwa Ia Manis |
Senang Berceloteh | Suka Ikut Campur |
Ingin Ditemani | Menangis Kalau Tak Ada yang Mengangkatnya |
Suka Pamer | Menangis Kalau Letih |
Tanggap | |
MASA KANAK-KANAK | |
Berani & Antusias | Tidak Ada Tindak Lanjutnya |
Polos | Tidak Terarur |
Invenrif & Imajinatif | Mudah Dialihkan Perhatiannya |
Periang | Cepat Bosan |
Antusias | Pasang Surut Secara Emosional |
Suka Bersenang-senang | Ingin Dapat Pujian |
Terus Berceloteh | Suka Berbohong |
Cepat Pulih | Pelupa |
Terbangkit Energinya Karena Orang Lain | |
MASA REMAJA | |
Pemandu Sorak | Penipu |
Menyenangkan Orang Lain | Kreatif Mencari Alasan |
Berani | Mudah Diajak Menyimpang |
Bergabung dengan Klub-klub | Gila Perhatian |
Populer | Membutuhkan Dukungan Sesama |
Menjadi Pusat Pesta (Perhatian) | Artis Penipu |
Kreatif | Tidak Mau Belajar |
Ingin Menyenangkan | Tidak Matang |
Sungkan | Suka Bergosip |
KOLERIS KUAT :
(EKSTROVERT, PEMIMPIN, OPTIMIS)
Kebutuhan Emosional :
Istirahat, Kebosanan, Main Permainan yang tidak Mungkin Dimenangkannya.
(EKSTROVERT, PEMIMPIN, OPTIMIS)
Kebutuhan Emosional :
Penghargaan Atas Segala Prestasi, Peluang Kepemimpinan, Partisipasi dalam Keputusan - Keputusan Keluarg, Sesuatu untuk Diatur (kamar sendiri, garasi, halaman belakang, hewan piaraan).
Yang Dihindari :Istirahat, Kebosanan, Main Permainan yang tidak Mungkin Dimenangkannya.
KEKUATAN | KELEMAHAN |
MASA BAYI | |
Bermata Besar dan Cemerlang | Berkemauan Keras |
Suka Berpetualang | Menuntut |
Enerjik | Berisik |
Supel | Suka Melempar Benda-benda |
Cepat Berkembang | Tidak Mengantuk |
Berbakat Jadi Pemimpin | |
MASA KANAK-KANAK | |
Berani & Antusias | Manipulatif |
Pekerja yang Produktif | Temperamen Berubah-ubah |
Melihat Sasarannya | Terus Jalan |
Cepat Bergerak | Bersikeras |
Mencukupkan Diri | Suka Menguji |
Kompetitif | Suka Berdebat |
Asertif | Keras Kepala |
Dapat Dipercaya | |
MASA REMAJA | |
Agresif | Terlalu "Nge-boss" |
Kompeten | Suka Mengatur Orang Tua |
Pandai Mengorganisasikan | Sok Tahu |
Jadi Pemimpin | Menghina |
Pemecah Masalah | Tidak Populer |
Percaya Diri | Bisa Jadi Pemimpin |
Sempurna Dalam Keadaan Darurat | Tidak Mau Bertobat |
Berpotensi Besar | |
Bertanggung Jawab |
MELANKOLIS SEMPURNA :
(INTROVERT, PEMIKIR, PESIMIS)
Kebutuhan Emosional :
Keributan, Kebisingan, Urusan-Urusan Sepele, Diolok.
(INTROVERT, PEMIKIR, PESIMIS)
Kebutuhan Emosional :
Kepekaan Terhadap Hasrat-hasrat Terdalam, Kepuasan dari Kualitas Prestasi, Ruang Sendiri, Ketenteraman dan Stabilitas, Keterpisahan dari Saudara-saudara yang ribut, Dukungan dari Orang Tua.
Yang Dihindari :Keributan, Kebisingan, Urusan-Urusan Sepele, Diolok.
KEKUATAN | KELEMAHAN |
MASA BAYI | |
Serius | Curigaan / Berjaga-jaga |
Pendiam | Pemalu / Tertutup |
Suka Jadwal | Suka Sedih |
Menganalisa Orang Lain | Mudah Menangis |
Senang Sendirian | Bergantung |
MASA KANAK-KANAK | |
Berpikir Mendalam | Pemurung |
Bertalenta | Perengek |
Musikal | Sadar Diri |
Berfantasi | Terlalu Peka |
Sahabat Sejati | Mendengar yang Negatif |
Perfeksionis | Menghindari Kritik |
Serius | Melihat Masalah |
Bertanggung Jawab | Tidak Mau Berkomunikasi |
MASA REMAJA | |
Berpikir Mendalam | Depresi & Menarik Diri |
Murid yang Baik | Rendah Diri |
Kreatif - Suka Riset | Tidak Fleksibel |
Terorganisasikan & Bertujuan | Curigaan Terhadap Orang |
Standarnya Tinggi | Kritis |
Sadar Diri & Tepat Waktu | Sikap Negatif |
Rapi & Teratur | Citra Diri Buruk |
Peka Terhadap Orang Lain | Menuntut Balas |
Bersemangat Baik | Hidup Lewat Teman-teman |
Hemat | Butuh Dukungan |
PHLEGMATIS DAMAI :
(INTROVERT, PENGIKUT, PESIMIS)
Kebutuhan Emosional :
Kedamaian dan Relaksasi, Perhatian, Pujian, Harga Diri, Motivasi Penuh Kasih.
Yang Dihindari :
(INTROVERT, PENGIKUT, PESIMIS)
Kebutuhan Emosional :
Kedamaian dan Relaksasi, Perhatian, Pujian, Harga Diri, Motivasi Penuh Kasih.
Yang Dihindari :
Konflik, Konfrontasi, Inisiatif, Keputusan-Keputusan, Kerja Ekstra, Tanggung-Jawab, Ketegangan, Pertengkaran.
KEKUATAN | KELEMAHAN |
MASA BAYI | |
Serius | Berjaga-jaga |
Santai | Tidak Tanggap |
Tidak Menuntut | Lamban |
Senang | Pemalu |
Mudah Menyesuaikan Diri | Cuek |
Suka Tidur Siang | |
MASA KANAK-KANAK | |
Mengamati yang Lain | Egois |
Mudah Dihibur | Suka Menggoda |
Tidak Banyak Masalah | Menghindari Kerja |
Dapat Diandalkan | Penakut |
Layak Dikasihi | Diam-diam Keras Kepala |
Mudah Setuju | Pemalas |
MASA REMAJA | |
Kepribadian Menyenangkan | Diam-diam Keras Kepala |
Banyak Akal | Sulit Mengambil Keputusan |
Pendengar yang Baik | Tidak Antusias |
Menengahi Masalah | Terlalu Kompromis |
Menyembunyikan Emosi | Tak Termotivasi |
Memimpin Kalau Terpaksa | Sinis |
Sikap Santai | Tidak Mau Melibatkan Diri |
Suka Menunda-nunda |
Sekarang, ingatkah Anda akan keluarga yang saya jumpai di sebuah restoran hotel diawal tulisan ini? Dimana anaknya penuh vitalitas, Ibunya pencemas, Ayahnya kurang minat, dan kakek neneknya kebingungan? Saya mau tidak mau bertanya-tanya, alangkah bedanya ceritanya kalau saja mereka itu saling memahami kepribadian masing-masing.
Sang anak jelas-jelas berkepribadian Koleris, yang senang mengatur semua orang dan mengamati mereka ketakutan. Ia bertingkah karena ia tahu bahwa tak seorangpun akan menghentikannya. Ia menguji batas-batasnya dan ternyata batas-batasnya itu sangat lebar.
Ibunya, yang dulunya “anak baik”, tidak tahu apa yang harus diperbuatnya terhadap anak yang tampak “anak nakal” itu. Ayahnya, yang jelas-jelas berkepribadian Phlegmatis, merasa terhina dan berusah menyembunyikan diri dibalik menu hidangan, sementara kakek-neneknya ingin menjelaskan bahwa mereka sih tak pernah memiliki anak seperti itu (kan mereka “orang tua yang baik”! alias kakek-nenek dengan kepribadian melankolis).
Singkat cerita, ketika melewati keluarga kacau ini menuju meja buffet, sang anak menengadah dan mengucapkan “hai” kepada saya. Sayapun berhenti dan mengatakan betapa manisnya dia. Ketika itulah sang Ibu menengadah dan menawarkan, “Ambil deh kalau mau!” respon saya bahwa saya sih mau memiliki anak seperti itu membuat Ibunya bingung namun membuat anaknya tersenyum lebar. Akhirnya, ada juga yang menghargai anaknya!
Ketika saya jelaskan kepada Ibunya yang kebingungan itu bahwa saya menangani pelatihan tentang anak-anak, iapun memberondong saya dengan pertanyaan-pertanyaan. Bahkan sang Ayahpun meletakkan menunya untuk mendengarkan percakapan kami! Saya jelaskan kepada keluarga ini sedikit tentang karakter Anak, terutama akalnya yang berwatak Koleris.
Disaat saya menjelaskan pada Ibu anak tersebut, Pak Andri Ariestianto yang dari tadi sudah ditunggu rame-rame untuk sarapan pagi datang sambil mengucapkan “maaf saya terlambat !.”. Iseng-iseng saya tanyakan langsung kepada beliaunya. “menurut bapak, anak yang manis ini besarnya jadi apa ya..?” Dengan spontan Pak Andri melihat anak kecil tersebut sambil mengucapkan “anak ini bisa jadi pemimpin hebat jika dia besar nanti, jika diarahkan dengan benar”. Wow... jawaban sekilas yang membuat Ayah dan Ibunya anak tersebut tercengang.
Memang saya sadari bersama teman-teman dari dulu, bahwa Pak Andri mampu membaca karakter orang dalam waktu cepat sekalipun itu anak balita (kayak alat scan). Jelas-jelas beliau menyebutkan “pemimpin hebat” yang menandakan bahwa anak kecil tersebut berwatak Koleris, tepat seperti dugaan kita semua.
Selang beberapa lama kemudian setelah kami berbincang cukup lama dengan keluarga tersebut, mereka semua berpamitan. Ketika keluarga itu pergi, sang anak melambaikan selamat tinggal kepada saya dan teman-teman, sang Ibunya memberikan pandangan terima kasih dan penuh harap kepada kita.
Begitu Anda mulai memahami diri sendiri, pasangan Anda, dan anak-anak Anda, Anda akan belajar bagaimana caranya bekerja bersama-sama dengan hikmat dan pengetahuan. Betapa bersyukurnya kita seharusnya bahwa begitu kita cukup peduli untuk memahami apa yang membuat orang lain seperti itu, kita bisa bergaul dengan boleh dikata siapapun!.
Jadi ingat kata-kata Pak Andri Ariestianto, beliau pernah mengatakan bahwa : “kita sebagai orang tua yang baik, menurut ilmu personality ada 3 phase yang harus kita lewati dan lakukan, itupun belum tentu menjamin tentang masa depan anak, namun alangkah baiknya kita mengetahuinya dan mencoba untuk menerapkannya, dari pada kita merasa diri kita sudah benar atau bingung dalam membimbing anak”. Ketiga phase itu adalah sbb :
- Usia anak 0-5 adalah saat dimana anak kita perlakukan sebagai raja, dia punya aturan atau keinginan yang harus kita penuhi selagi kita mampu dan itu baik buat anak.
- Usia 6-11 tahun adalah saat dimana anak kita perlakukan sebagai anak, adalah masa kita mengajarkan pada dia semua aturan kita, dan memberi arahan yang benar buat dia.
- Usia 12 dst adalah saat dimana anak kita perlakukan sebagai teman, kita selalu ada buat dia saat senang atau susah, kita hanya akan mengingatkan disaat dia salah.
Ada juga pendapat yang bilang anak adalah kertas putih, menjadi apa dia nanti adalah tergantung kita yang mengisi kertas putih itu.
Yang pasti saya hanya seorang “mom” yang pengen banget mengisi kertas putih yang dititipkan pada saya dengan warna-warna indah, keceriaan, kebahagiaan, kesenangan yang akan diingat sepanjang masa. Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar