Kamis, 30 September 2010

Tebak Kartu, Warna Hitam Bau Gosong


RADAR MALANG, Jawa Pos - Hari terakhir libur Lebaran dan jelang masuk sekolah, berbagai kegiatan disuguhkan kepada siswa. Termasuk tempat permainan anak-anak juga dipadati pengunjung. Salah satu permainan yang menarik adalah uji kepekaan indra. Sebanyak 50 pelajar SD/SMP se-Malang Raya diminta mengenali kartu remi dalam keadaan mata tertutup. Setiap siswa harus bisa menjelaskan jenis kartu, warna kartu, dan angka yang tertera dalam kartu remi. "Ini kartu delapan skop," ujar Nadia Lutfia Rahma setelah mencium dan meraba-raba kartu dalam keadaan mata tertutup, kemarin.
Siswa TK Darul Fikri, Jetis Dau itu bisa menebak kartu dalam hitungan menit. Kemampuan membaca kartu itu juga dimiliki Reihan, Laode Asfa Almaidi, Nugi Nugroho Setia Wicaksono dan puluhan siswa yang mengikuti training Indonesia Jenius. Mereka kemarin unjuk kemampuan di Kolam Renang Lembah Dieng.
Nyaris tak ada yang salah dalam tebakan puluhan bocah itu. Bahkan, Nugi yang masih tercatat sebagai siswa SD Pakisjajar I itu mampu mengendarai sepeda dalam keadaan mata tertutup. Nugi dan puluhan bocah itu mempunyai trik tersendiri untuk membedakan kartu.
Dari segi baunya, kartu warna hitam seperti keriting dan skop berbau gosong. Sedangkan kartu warna merah seperti gambar hati dan wajik berbau strawberry . "Tapi setiap anak berbeda penciumannya. Kalau saya, kartu hitam itu baunya gosong," beber Nugi.
General Manager Indonesia Jenius Ira Dewi mengatakan, puluhan siswa dari Malang Raya itu hanya membutuhkan waktu dua hari untuk mempunyai kemampuan membedakan kartu. Selama dua hari mengikuti training, puluhan siswa diajari konsentrasi terlebih dahulu. "Mereka ini ikut training Juni lalu. Sekarang sudah bisa membedakan kartu," kata Ira disela-sela demo anak asuhnya.
Dalam training selama dua hari itu, Indonesia Jenius mengaktivkan otak tengah anak-anak. Caranya, dengan membuat mereka menjadi bahagia, sehingga otak tengah semakin mudah terbuka. "Ini mampu membantu konsentrasi dan meningkatkan memori anak," terang Ira.
Menurutnya, kemampuan mengaktifkan otak tengah anak itu mampu meningkatkan kecerdasan siswa. Sebab, dengan semakin meningkatnya daya memori, siswa akan lebih mudah mengingat materi yang diajarkan gurunya di sekolah. Saat belajar, kemampuan siswa untuk mengingat buku yang dibaca pun lebih lama.
Ira mencontohkan dengan prestasi Nugi setelah mempunyai kemampuan membaca kartu melalui konsentrasi dan aktivasi otak tengah. "Dulu nilai Nugi paling bagus 7, sekarang semua nilainya di atas 7," ungkap Ira.
Sementara itu, di kabupaten, berlibur di akhir pekan menjelang kembalinya aktivitas belajar lebih banyak dihabiskan di Stadion Kanjuruhan. Selain murah, hiburan yang ditawarkan pun beragam, mulai istana bola, kereta naga, kincir angin, pancing ikan hingga ATV.
Oscar Amurullah, 41, pengelola hiburan menjelaskan, selama 9 tahun menggelar wahana hiburan rakyat di Stadion Kanjuruhan, cukup banyak peminatnya. Terutama akhir pekan, rata-rata adalah keluarga yang ingin memanjakan anaknya. "Kalau lagi ramai seperti akhir pekan sekarang ini pengunjung bisa mencapai seribu orang. Sebagian besar adalah warga yang tinggal di sekitar wilayah Kepanjen," jelasnya.
Banyaknya variasi permainan memang menjadi daya tarik tersendiri, bahkan ada beberapa pengunjung yang menyempatkan seminggu sekali untuk menghibur anaknya berkunjung ke hiburan rakyat Stadion Kanjuruhan.
Siti Munawaroh, 38, warga Gondanglegi ini rutin mengajak anaknya Putri Gistawati yang baru berumur 3 tahun untuk menikmati wahana hiburan rakyat. "Ya, saya sih rutin ngajak anak saya 1 minggu sekali. Lumayan untuk hiburan anak, apalagi di sini permainannya banyak," ujar dia. (dan/rul/ziz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar